Rio, 22 Ogos - Pemenang pingat perak dalam acara marathon di Olimpik Rio memberitahu dia mungkin akan dibunuh oleh pihak kerajaannya jika pulang ke tanah airnya di Ethiopia.
Ketika saat dia memenangi pingat perak dalam acara tersebut, Feyisa Lilesa mengangkat tangan dan membuat bentuk pangkah (X).
Tanda itu sebenarnya merujuk kepada protes terhadap kerajaan Ethiopia yang kini berhadapan dengan krisis politik dalaman.
Menurut Feyisa Lilesa, disebabkan tanda protes itu, ada saudaranya yang telah dipenjarakan.
"Kalau anda bercakap tentang demokrasi, mereka (kerajaan) akan mengenakan hukuman bunuh dan sekiranya saya kembali ke Ethiopia, mungkin mereka akan membunuh, atau memenjarakan saya," katanya.
Selain itu, dia dia juga berkata keadaan di negaranya kini dalam keadaan yang sangat bahaya.
"Protes ini adalah untuk mereka yang tidak mendapat kebebasan di negara saya ," katanya.
Sebelum ini, Persatuan Hak Asasi Manusia menyatakan pemerintahan di Ethiopia telah membunuh puluhan orang dalam beberapa minggu ini dek kerana tindakan anti pemerintahan yang berlaku di sana.
Aksi membentuk tangan berbentuk X merupakan tindakan nekad Lilesa. Bahkan Washington Post melaporkan,tindakan paling berani dalam Olimpik 2016.
"Pemerintah Ethiopia telah membunuh orang-orang saya (Oromo) dan mengambil tanah mereka, serta mencuri sumber alamnya. Jadi itu yang membuat orang Oromo melakukan protes
"Jika saya pulang ke Ethiopia, mungkin mereka akan bunuh saya. Jika tak bunuh, mereka akan masukkan dalam penjara. Saya tidak membuat keputusan lagi, tapi mungkin saya akan berpindah ke negara lain", kata Lilesa dalam satu kenyataannya selepas pertandingan.
Portal Washington Post pula berkata, televisyen nasional Ethipia tidak menyiarkan ulangan kemenangan Lilesa di garisan penamat
Sumber : washingtonpost.com, Sinar Online